Bidik Indonesia dan Vietnam, Startup Agritech Rize Ingin Dekarbonisasi Budidaya Padi
Rize baru saja diluncurkan oleh Wavemaker Impact, Breakthrough Energy Ventures, GenZero, dan Temasek
Rize membidik Indonesia dan Vietnam sebagai pasar pertama dalam menghadirkan solusi terpadu untuk mendekarbonisasi budidaya padi. Rize merupakan startup agritech yang baru saja diluncurkan oleh Temasek, Wavemaker Impact, Breakthrough Energy Ventures (BEV), dan GenZero.
Saat ini, Rize dipimpin oleh Dhruv Sawhney selaku CEO. Ia sebelumnya sempat menjadi COO di nuture.farm, platform digital yang memfasilitasi pertanian berkelanjutan di India. Klaimnya, nurture.farm telah mengajak lebih dari 2,5 juta petani dan 100.000 pedagang, serta memimpin salah satu program terbesar di India untuk menghentikan pembakaran sisa tanaman.
Selain memiliki pengalaman langsung dalam mendekarbonisasi rantai nilai padi, Dhruv adalah pendiri startup yang membangun dan menjual bisnis rantai pasokan makanannya kepada Zomato pada 2018.
"Setelah emisi enterik, padi adalah penyumbang emisi pertanian terbesar kedua secara global. Teknologi untuk mendekarbonisasi budidaya padi sudah ada, tetapi membutuhkan perubahan perilaku petani," kata Dhruv.
"Kekayaan pengalaman Dhruv sangat penting dalam mendorong visi Rize sebagai platform yang dapat ditingkatkan dan berkelanjutan untuk mendekarbonisasi budidaya padi," kata Board Member Rize dari Wavemaker Impact Marie Cheong.
Sedikit informasi, Wavemaker Impact adalah perusahaan pengembang teknologi iklim yang didukung oleh perusahaan modal ventura di Asia Tenggara. eFishery adalah startup asal Indonesia yang pernah didanai oleh Wavemaker Impact.
Sementara, BEV didirikan oleh Bill Gates dan didukung oleh sejumlah pemimpin bisnis terkemuka dunia. BEV telah mengumpulkan lebih dari $2 miliar dalam modal yang terikat untuk mendukung perusahaan-perusahaan inovatif yang memimpin dunia menuju emisi net-zero.
Bidik Indonesia dan Vietnam
Rize membidik kawasan Asia dan Asia Tenggara dengan Indonesia dan Vietnam sebagai target pasar pertamanya. Pihaknya menyebut telah memiliki tim lokal. Rize mengklaim telah melakukan uji coba di kedua negara dengan hasil awal yang positif.
Sebagai tanaman pokok untuk lebih dari setengah populasi dunia, permintaan padi di global diperkirakan meningkat sebesar 50% pada 2050, Rize tengah membangun platform untuk mengidentifikasi, dan menerapkan strategi paling efektif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dalam budidaya padi. Rize juga berupaya memberikan insentif ekonomi yang tepat untuk mendorong adopsi teknik budidaya yang berkelanjutan.
"Beras juga merupakan sumber utama emisi metana di Asia Tenggara, bertanggung jawab atas hingga 33% emisi metana di kawasan itu. Metana memiliki potensi pemanasan global 80 kali lebih banyak daripada karbon dioksida," katanya.
More Coverage:
Di seluruh Asia tercatat mata pencaharian 400 juta orang di 144 juta petani kecil bergantung pada beras, dengan ukuran rata-rata pertanian berkisar antara 0,5 hingga 2 hektar. Namun, hingga kini masih ada kesenjangan hasil yang signifikan, dan di Asia Tenggara, dengan produksi beras per hektar tertinggal dari negara-negara penghasil tinggi sekitar 40%.
Dalam beberapa tahun terakhir, sektor pertanian di Indonesia mengalami transformasi cukup signifikan dengan kemunculan platform agritech. Platform ini menggabungkan teknologi, data, dan inovasi untuk merevolusi pertanian tradisional dan meningkatkan produktivitas dalam lanskap pertanian.
Pemanfaatan solusi teknologi diyakini dapat membantu memberdayakan petani, meningkatkan efisiensi rantai pasok, dan mendorong praktik pertanian yang berkelanjutan. Sejauh ini, startup agritech yang sudah hadir di Indonesia saat ini di antaranya adalah, Semai, Eratani, Elevarm, PasarMikro, Beleaf, Jaring Pangan, Koltiva, Glife, Agridesa, dan Gokomodo.